Ketika sudah memasuki musim penghujan, fogging menjadi salah satu kegiatan yang sering dilakukan pada berbagai daerah, terutama pemukiman penduduk dan sekolah. Simak informasi mengenai perlunya melakukan fogging berikut ini.
https://www.comextra.com/
Fogging merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk pengendalian vektor penyakit, khususnya nyamuk. Caranya dengan membunuh nyamuk dewasa dan jentiknya, menggunakan racun serangga. Mesin fogging akan memompa dan menyemburkan racun serangga untuk membunuh nyamuk.
Perlunya melakukan fogging
Penyakit demam berdarah dengue atau DBD merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dan banyak terjadi di Indonesia. Vektor utama penularan penyakit DBD yaitu nyamuk spesifik Aedes aegypti. Siklus hidup nyamuk dapat bertahan di daerah pedesaan maupun perkotaan.
Nyamuk Aedes aegypti betina dapat bertelur di tempat basah mana saja, walaupun sangat kecil. Mereka dapat ditemukan di area genangan air di pedesaan atau pada tumpukan sampah di perkotaan. Telur nyamuk ini dapat bertahan di tempat yang kering dalam jangka waktu yang lama. Bahkan hingga satu tahun dan akan menetas saat terendam kembali dalam air.
Fogging menjadi salah satu cara yang masih dinilai efektif untuk membunuh nyamuk Aedes agypti dewasa, walaupun bukan metode pencegahan utama. Tujuan dari fogging yaitu untuk membunuh sebagian besar nyamuk yang infektif dengan cepat. Fogging juga dapat menekan jumlah nyamuk agar risiko penyakit DBD juga menurun, selain memutus rantai penularan.
Waktu yang tepat untuk melakukan fogging
Biasanya kegiatan pengendalian vektor dengan cara fogging diinisiasi apabila terdapat laporan penderita DBD yang masuk ke rumah sakit atau Puskesmas.
Petugas biasanya melakukan penyelidikan epidemiologi di area sekitar penderita DBD terlapor. Hal itu untuk mengetahui apakah ada penderita DBD lainnya atau penderita demam dalam kurun waktu yang mendekati.
Petugas juga melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah terdapat jentik di tempat-tempat penampungan air, baik di dalam maupun luar rumah, dalam radius 100 meter dari lokasi tinggal penderita.
Jika ditemukan penderita DBD lainnya, atau ditemukan tiga atau lebih orang yang dicurigai menderita DBD, serta jentik sebanyak ≥5% dari lokasi yang diperiksa, maka akan dilakukan serangkaian penggerakan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD. Salah satunya pelaksanaan fogging.
Fogging dilakukan meliputi area rumah yang terindikasi lokasi dengue sejauh radius 200 meter. Sasaran fogging yaitu seluruh ruangan baik dalam maupun di luar bangunan karena yang menjadi objek yaitu nyamuk yang terbang.
Bahan yang digunakan dalam fogging
Terdapat berbagai macam opsi racun kimiawi yang digunakan dalam teknik pengabutan nyamuk. Paling tidak ada 10 bahan kimia berbeda digunakan di berbagai belahan dunia sebagai insektisida saat fogging. Contoh bahan kimia tersebut yaitu pyrethroid, piperonylbutoxide (PBO), S-Bioalletrin, melathion, dan lain-lain.
Jenis insektisida yang digunakan saat fogging di Indonesia telah diatur dalam panduan pengendalian vektor yang dikeluarkan oleh Kemenkes.
Pada pengendalian vector DBD, insektisida yang digunakan yaitu malathion, pirimiphos-methyl, cypermetrin, dan alfacypermetrin. Sementara itu, insektisida yang digunakan dalam mengendalikan larva/jentik nyamuk vektor DBD adalah temephos dan pyriproxyfen.
Bahaya fogging bagi manusia
Fogging tidak memberikan efek negatif pada kesehatan yang serius pada paparan yang singkat dan tidak sering. Namun, terus menerus terpapar, akan menimbulkan gangguan pada saluran pernapasan dan kulit.
Ketika proses fogging telah selesai, jangan langsung masuk ke dalam rumah. Tunggu selama beberapa saat hingga kabut mulai menghilang, lalu masuk ke dalam rumah dengan hati-hati. Cek kembali apakah masih ada kabut yang tersisa.
Biasanya lantai rumah akan menjadi licin setelah fogging. Hal itu diakibatkan oleh kandungan minyak pada insektisida. Rumah dan perabot dapat dibersihkan dengan saksama agar tidak ada residu insektisida yang tertinggal.
Pencegahan nyamuk selain fogging
Mengingat perlunya melakukan fogging untuk pemberantasan nyamuk, Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek dalam portal berita milik Kemenkes RI menyatakan bahwa fogging bukan strategi yang utama dalam menghalau DBD.
Pencegahan terbaik dalam menghalau DBD yaitu dengan menjaga kebersihan dan menghilangkan jentik nyamuk, karena dikhawatirkan akan terjadi resistansi nyamuk terhadap insektisida jika fogging dilakukan terus-menerus.
Anda dapat melakukan 3M plus yang sebenarnya sangat sederhana untuk menghindari serangan DBD. 3M terdiri dari menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan penampungan air; menutup rapat tempat-tempat yang dapat menampung air; dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembang biakan nyamuk.
Rangkaian 3M ditambahkan dengan “plus”, yang merupakan bentuk kegiatan pencegahan lain dengan menaburkan bubuk abate pada penampungan air, menggunakan obat antinyamuk, menggunakan kelambu, memelihara ikan pemangsa jentik, dan lainnya.
Itulah informasi mengenai perlunya melakukan fogging. Syaf Unica Indonesia menjual mesin fogging yaitu Fogging machines TS-35A (E) manual. Untuk mendapatkan alat tersebut, Anda bisa membelinya melalui website atau klik di sini https://syaf.co.id/product/fogging-machines-ts-35a-e-manual/.
WEBSITE || SYAF.CO.ID
Comments are closed.