Terdapat banyak teknik pemindaian yang dilakukan dalam bidang penelitian. Kali ini kami akan membahas mengenai scanning vibrating electrode technique dan cara kerjanya.
https://www.frontiersin.org/
Apa itu scanning vibrating electrode technique?
Scanning vibrating electrode technique (SVET) atau teknik pemindaian vibrasi elektroda dilakukan untuk mengukur medan listrik lokal di atas permukaan sampel dalam larutan, memungkinkan proses elektrokimia divisualisasikan saat terjadi.
SVET telah banyak diterapkan dalam studi korosi dan pelapisan. Ini juga telah diterapkan pada studi biologi yang dikenal sebagai Vibrating Probe.
Pada tahun 1974 Jaffe dan Nuccitelli memperkenalkan Vibrating Probe sebagai teknik untuk memvisualisasikan arus ekstraseluler kecil yang terkait dengan proses biologis termasuk pertumbuhan dan penyembuhan luka.
Vibrating Probe ditemukan penggunaan abadi sebagai SVET di bidang terkait erat korosi dan pelapisan mulai tahun 1980-an, setelah diperkenalkan ke lapangan oleh Hugh Isaacs.
Hari ini SVET masih memberikan kemampuan unik untuk memvisualisasikan kerapatan arus lokal dari sampel aktif dalam elektrolit, menyediakan sarana yang sangat sensitif untuk mengikuti proses dinamis, seperti korosi, saat terjadi.
Scanning vibrating electrode technique dan cara kerjanya
Scanning vibrating electrode technique memanfaatkan gradien potensial yang ada di atas sampel yang aktif secara alami, atau sampel dalam elektrolit untuk memetakan kerapatan arus lokalnya.
Tidak seperti teknik pendahulunya, seperti Scanning Reference Electrode Technique (SRET), yang memetakan kerapatan arus menggunakan probe statis, dalam SVET probe bergetar tegak lurus terhadap sampel yang menghasilkan rasio signal-to-noise yang tinggi.
Sampel elektrokimia aktif, seperti sampel bebas korosi, atau sampel bias menghasilkan arus di atas permukaan saat dalam larutan. Karena penurunan iR, gradien potensial ada dalam elektrolit, dengan konduktivitas elektrolit dan kekuatan aktivitas sampel mempengaruhi gradien akhir.
Dalam SVET, keberadaan daerah ekuipotensial dimanfaatkan untuk melakukan pengukuran. Ketika probe SVET digetarkan tegak lurus terhadap sampel, probe melewati daerah ekuipotensial yang berbeda, artinya potensi yang diukur bergantung pada posisi probe selama getarannya.
Hasilnya adalah pengukuran potensial AC dengan offset DC. Untuk menghasilkan sinyal DC yang diinginkan, oleh karena itu, digunakan lock-in amplifier untuk mendemodulasi sinyal AC. Potensi DC kemudian dapat dipetakan relatif terhadap posisi probe.
Ini mirip dengan Spektroskopi Impedansi Elektrokimia Lokal (LEIS) yang juga memanfaatkan gradien potensial yang timbul dari penurunan iR. Dalam kasus LEIS, bagaimanapun, ini adalah sinyal AC yang menarik.
Nilai yang biasanya menarik saat mengukur sampel menggunakan SVET adalah kerapatan arus sampel. Dalam kebanyakan kasus, perlu untuk mengubah potensial terukur menjadi rapat arus melalui kalibrasi sederhana dari probe yang digunakan dalam pengukuran.
Alat yang digunakan pada scanning vibrating electrode technique
Scanning vibrating electrode technique menggunakan kawat tunggal untuk mengukur penurunan gradien medan potensial dalam larutan. Penurunan tegangan ini adalah hasil dari arus lokal pada permukaan sampel.
Mengukur gradien ini dalam larutan menggambarkan arus pada permukaan sampel. Arus dapat terjadi secara alami dari proses korosi atau biologis, atau arus dapat dikontrol secara eksternal menggunakan galvanostat.
Unit piezo menggetarkan probe dalam arah Z (sumbu tegak lurus terhadap sampel). Amplitudo getaran mungkin hanya 10s mikron puncak-ke-puncak. Getaran kecil ini memberikan tegangan yang sangat kecil untuk diukur.
VersaSCAN-SVET Scanning vibrating electrode technique dapat dibeli di Syaf Unica Indonesia. Alat ini menggunakan mikroelektroda Pt/Ir untuk memetakan medan tegangan dalam larutan dari peristiwa arus lokal, seperti lubang korosi atau pasangan galvanik.
Semoga informasi mengenai scanning vibrating electrode technique dan cara kerjanya dapat bermanfaat untuk Anda.
Website || Syaf.co.id